Senin, 06 Maret 2017

Makalah Sejarah Zaman Logam





PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Zaman logam adalah zaman dimana manusia sudah mengenal logam dan membedakan mana perunggu, emas, besi, dan tembaga. Di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.
Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.
Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.

ISI

ZAMAN LOGAM
Zaman logam bermula kira-kira 4000 tahun dahulu. Manusia telah mula mencipta alat gangsa dan besi . Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat- alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan
·          Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue.
Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan.


Ciri-ciri Zaman Logam ialah:
v Lokasi
Ø Sungai Tembeling (Pahang),
Ø Gua Harimau (Perak),
Ø Chankat Menteri (Perak)
v Ciri-ciri penempatan dan masyarakat
Ø Suka hidup secara menetap di satu tempat
Ø Penempatan berdekatan dengan sungai dan ada segelintir tinggal di gua
Ø Mempunyai adat resam
v Kegiatan utama
Ø Bercocok tanam
Ø Menangkap dan menternak binatang
Ø Berburu
Ø Berdagang secara bertukar barang
v Peralatan
Mencipta alat logam daripada gangsa dan besi
v Kepercayaan
Ø Sudah mempunyai kepercayaan dan pegangan hidup tertentu
Ø Mengamalkan upacara pengebumian menggunakan kepingan batu


ZAMAN LOGAM INI DIBAGI ATAS:

1)    Zaman Perunggu
2)    Zaman Besi
3)    Zaman Tembaga (tidak terlalu berkembang di indonesia)



ZAMAN PERUNGGU

Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan) ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.

Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :

a.    Kapak Corong
Kapak Corong (Kapak Perunggu), banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Balio, Sulawesi dan Kepulauan Selayar dan Irian. Kegunaannya sebagi alat perkakas.
b.    Nekara Perunggu (Moko)
Nekara merupakan gendering besar yang terbuat dari perunggu yang berfungsi untuk upacara ritual (khususnya untuk memanggil hujan) Nekara terbesar di Indinesia adalah Nekara “The moon Of Pejeng” yang terdapat di Bali. Sedangkan Moko adalah nekara yang lebih kecil yang berfungsi sebagai mas kawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa- Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
c.    Bejana perunggu
 Bejana perunggu di Indonesia ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan Madura, bentuknya seperti periuk tetapi langsing dan gepeng. Kedua bejana yang ditemukan mempunyai hiasan yang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geometri dan pilin-pilin yang mirip huruf J.
d.    Arca perunggu (patung)
 Arca perunggu/patung yang berkembang pada zaman logam memiliki bentuk beranekaragam, ada yang berbentuk manusia, ada juga yang berbentuk binatang. Pada umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan dilengkapi cincin pada bagian atasnya.

• Adapun fungsi dari cincin tersebut sebagai alat untuk menggantungkan           arca itu sehingga tidak mustahil arca perunggu yang kecil dipergunakan      sebagai liontin/bandul kalung.
• Daerah penemuan arca perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau),           Palembang (Sumsel) dan Limbangan (Bogor).

Arca Perunggu :
a)    Candrasa
Kalau dilihat dari bentuknya, tentu Candrasa tidak berfungsi sebagai alat pertanian/pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tanda kebesaran kepala suku dan alat upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah dan penuh dengan hiasan.
b)    Perhiasan (gelang, anting-anting, kalung dan cincin)
Kebudayaan Perunggu sering disebut juga sebagi kebudayaan Dongson-Tonkin Cina  karena disanalah Pusat Kebudayaan Perunggu. Jenis perhiasan dari perunggu yang ditemukan sangat beragam bentuknya yaitu seperti kalung, gelang tangan dan kaki, bandul kalung dan cincin. 
Di antara bentuk perhiasan tersebut terdapat cincin yang ukurannya kecil sekali, bahkan lebih kecil dari lingkaran jari anak-anak. Untuk itu para ahli menduga fungsinya sebagai alat tukar (mata uang).
Daerah penemuan perhiasan perunggu di Indonesia adalah Bogor, Malang dan Bali.



ZAMAN BESI
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.

 Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:

a)    Mata Kapak bertungkai kayu
b)    Mata Pisau
c)    Mata Sabit
d)    Mata Pedang
e)    Cangkul
 
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur). Peninggalan sejarah pada zaman ini sulit ditemui karena sifatnya yang mudah berkarat.



ZAMAN TEMBAGA
       
     Pada zaman tembaga ini, manusia menggunakan tembaga sebagai bahan dasar alat-alat yang digunakan. Akan tetapi, alat-alat dari tembaga tidak tersebar secara luas. Dengan kata lain, zaman ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Asia Tenggara,( termasuk Indonesia) tidak mengalami zaman tembaga, sehingga zaman neolithikum langsung disusul oleh masuknya zaman perunggu.
      Mengenal Zaman Tembaga 3500-1000 Tahun SM. Zaman tembaga berkembang di semenanjung Malaya, Kamboja, Thailand, dan paling banyak ditemukan di Eropa.

PENUTUP
KESIMPULAN
Zaman logam adalah zaman dimana manusia sudah mengenal logam dan membedakan mana perunggu, emas, besi, dan tembaga. Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.





--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Haiiii disini saya sediakan untuk ada semua makalah sejarah zaman logam, mohon maaf apabila ada kesalahan kata. Semoga dapat membantu anda semua dalam mengerjakan tugas. Terimakasih

Senin, 22 Agustus 2016

NEOZOIKUM TERSIER


ZAMAN NEOZOIKUM TERSIER



Ø PENGERTIAN

Pengertian Zaman Tersier adalah zaman yang menghilangnya reptil raksasa dan berkembangnya binatang mamalia. Pada zaman tersier, jenis reptil raksasa mulai lenyap dan jenis binatang menyusui (mamalia) berkembang pesat. Makhluk primata jenis kera mulai ada, kemudian muncul jenis orang utan. Sekitar 10 juta tahun yang lalu muncul hingga disebut Giganthropus. Di antara binatang-binatang menyusui hidup pada zaman ini banyak yang dapat dikatakan menjadi nenek mennyebar dari Afrika ke Asia Selatan, tetapi kemudian punah. Pada masa itu, Pulau Kalimantan masih bersatu dengan Benua Asia. Sebagai buktinya, jenis babi purba (Choeromous) dari zaman ini ditemukan pula di Asia daratan. 

Zaman ini ditandai dengan munculnya tenaga endogen yang dahsyat sehingga mematahkan kulit bumi. Kejadian tersebut membentuk rangkaian pegunungan besar di seluruh dunia. Karena adanya pegunungan tersebut, timbullah letusan-letusan gunung berapi yang membentuk relief permukaan bumi.



Ø ZAMAN TERSIER TERBAGI 
MENJADI ZAMAN :



    Zaman Pliosen

    Zaman Miosen

    Zaman Oligosen

    Zaman Eosen

    Zaman Paleosen


Ø ZAMAN PLIOSEN

Pliosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung 5,332 hingga 1,806 juta tahun yang lalu. Kala ini merupakan kala kedua pada periode Neogen di era Kenozoikum. Pliosen berlangsung setelah Miosen dan diikuti oleh kala Pleistosen.

Namanya diberikan oleh Sir Charles Lyell dan berasal dari kata bahasa Yunani  πλεῖον (pleion, "lebih") dan καινός (kainos, "baru") dan kurang lebih berarti "kelanjutan dari sekarang", merujuk pada fauna laut moluska yang relatif modern yang hidup pada zaman ini.

Seperti periode geologi lain yang lebih tua, stratum geologi yang menentukan awal dan akhir teridentifikasi, tapi waktu pasti awal dan akhir kala ini agak tak pasti. Batas yang menentukan kemunculan Pliosen tidak ditentukan oleh suatu peristiwa tertentu melainkan hanya berupa batas semu antara Miosen yang lebih hangat dan Pliosen yang relatif lebih sejuk. Batas akhir awalnya ditentukan pada awal glasiasi Pleistosen, tapi belakangan dianggap terlalu lama. Banyak geologis berpendapat bahwa pembagian yang lebih luas antara Paleogen dan Neogen lebih berguna.

Narciso Benítez, seorang astronom dari Universitas Johns Hopkins, dan timnya mengajukan teori bahwa suatu supernova mungkin merupakan penyebab kepunahan.




Ø ZAMAN MIOSEN

Miosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung antara 23,03 hingga 5,332 juta tahun yang lalu. Seperti halnya periode geologi yang lebih tua lainnya, lapisan batuan yang membedakan awal dan akhir kala ini dapat teridentifikasi, tapi waktu tepat awal dan akhirnya tidak dapat terlalu dipastikan. Miosen dinamai oleh Sir Charles Lyell dan berasal dari kata bahasa Yunani μείων (meioon, "kurang") dan καινός (kainos, "baru") dan kurang lebih merujuk pada "kurang baru" karena hanya memiliki 18% (kurang dari Pliosen) invertebrata laut modern. Miosen mengikuti Oligosen dan diikuti oleh Pliosen dan merupakan kala pertama pada periode Neogen




Ø ZAMAN OLIGOSEN

Oligosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung dari sekitar 34 hingga 23 juta tahun yang lalu. Seperti periode geologi yang lebih tua lainnya, lapisan batuan yang membedakan periode ini terdefinisi dengan jelas, tapi waktu awal dan akhirnya agak kurang dapat dipastikan. Namanya berasal dari bahasa Yunani oligos ("beberapa") dan ceno ("baru"), dan merujuk pada sedikitnya penambahan mamalia modern setelah peledakan evolusi pada kala Eosen. Oligosen melanjutkan kala Eosen dan diikuti oleh Miosen dan merupakan kala ketiga dan terakhir pada periode Paleogen.

Awal Oligosen ditandai dengan kepunahan massal yang mungkin berhubungan dengan tumbukan objek luar angkasa yang ditemukan di Siberia dan dekat Chesapeake Bay. Batas antara Oligosen dan Miosen tidak dapat ditentukan secara mudah dengan suatu peristiwa, melainkan merupakan batas yang semu antara Oligosen yang lebih hangat dengan Miosen yang relatif lebih dingin.

Oligosen sering dianggap merupakan masa transisi yang penting, suatu penghubung antara "[the] archaic world of the tropical Eocene and the more modern-looking ecosystems of the Miocene. (Haines)"




Ø ZAMAN EOSEN

Eosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung 55,8 ± 0,2 hingga 33,9 ± 0,1 juta tahun yang lalu yang merupakan kala kedua pada periode Paleogen di era Kenozoikum. Kala ini berlangsung mulai akhir kala Paleosen hingga awal Oligosen. Awal Eosen ditandai dengan kemunculan mamalia modern pertama. Akhir Eosen adalah suatu kepunahan massal yang disebut Grande Coupure, yang mungkin berhubungan dengan satu atau lebih bolide (meteor besar) yang ditemukan di Siberia dan Chesapeake Bay. Seperti halnya periode geologi lain, stratum yang menentukan awal dan akhir kala ini terdefinisi dengan jelas, walaupun waktu tepatnya kurang dapat dipastikan.

Nama "Eosen" berasal dari bahasa Yunani eos (fajar) and ceno (baru) dan merujuk pada "kebangkitan" mamalia modern ("baru") yang muncul pada kala ini.




Ø ZAMAN PALEOSEN

Paleosen, "awal fajar masa kini", adalah kala yang berlangsung antara 65,5 ± 0,3 hingga 55,8 ± 0,2 juta tahun yang lalu. Paleosen merupakan kala pertama dari periode Paleogen di era modern Kenozoikum. Seperti halnya skala waktu geologi lainnya, stratum yang menunjukkan awal dan akhir kala ini terdefinisi dengan jelas, tapi waktu pasti akhirnya tidak terlalu jelas.
Paleosen dimulai langsung setelah kepunahan massal pada akhir periode Kapur yang dikenal dengan nama batas K-T (Kapur - Tersier), yang menandai punahnya dinosaurus. Kepunahan ini menyebabkan timbulnya kekosongan niche ekologi di bumi dan karenanya namanya diberikan. "Paleosen" berasal dari bahasa Yunani yaitu merujuk kepada fauna "(lebih) tua" (παλαιός, palaios) dan "baru" (καινός, kainos) yang muncul pada kala ini, sebelum munculnya mamalia modern pada kala Eosen.

****************************************
Sumber :https://www.wikipedia.org/

Hello. This is my first blog. Typo scattered. Sorry if there is an error in the pronunciation of the word. Please give criticism and suggestions well.^^ thankyou and see you the next blog.